RINGKASAN DAN RELEKSI BUKU : Paulus: Hidup, karya dan Teologinya.
ELISABET D.
PALUPI
712015040
Paulus:
Hidup, karya dan Teologinya.
T. Jacobs. 1983. Semarang: Kanisius.
RINGKASAN DAN
RELEKSI BUKU :
Paulus:
Hidup, karya dan Teologinya.
Dalam buku Paulus hidup,
karya, dan teologinya ada beberapa hal yang menjadi pokok perbincangan. Pertama,
hidup dan karya Paulus yang menjelaskan rencana-rencana karya Paulus dalam misi
untuk mewartakan Injil di berbagai wilayah seluruh dunia hingga Paulus akhirnya
ditangkap sebagai tawanan dan misinya digagalkan. Setelah itu, Paulus mengalami
kesulitan dalam pelaksanaan mewartakan Injil, karena ada perlawanan dari orang-orang
Kristen – Yahudi yang konservatif. Selain mengalami kesulitan, Paulus juga
ditantang oleh orang-orang Kristen di jemaat gereja purba. Tidak hanya
ditantang, Paulus juga mendapat perlakuan tidak diakuinya kerasulannya.
Sehingga, pengakuan Paulus sulit diterima dan terus-terusan diancam oleh orang-orang
Kristen yang ada di Galatia. Perselisihan di jemaat Galatia tersebut, membuat
Paulus menuliskan surat yang berisi tentang permasalahan interpretasi Paulus
dengan nilai-nilai keselamatan dari ketaatan hukum Taurat, yang menimbulkan
perdebatan dengan orang-orang Yahudi. Kemudian, Paulus dalam Perjanjian Baru
membawa pengaruh teologi yang mempengaruhi sejarah gereja purba. Paulus
memiliki teman di dalam perjalanan kehidupannya dan ia tidak begitu
mengunggulkan kerasulannya, karena menurut Paulus seorang rasul adalah orang
yang memiliki pengakuan terhadap Allah. Selain itu di dalam buku karya Tom
Jacobs ini ada perjalanan Paulus melakukan pertobatan hingga ia memiliki sahabat
dalam kerasulannya. Namun, di sisi lain Paulus memiliki lawan utama yaitu
Yakobus. Sebagai seorang rasul, Paulus berkarya dalam hal ahli kitab dan tukang
tenda. Ketika, Paulus menuju ke Korintus, Paulus memberitakan Injil dan ia
mengandalkan rahmat yang telah diberikan oleh Allah untuk mewartakan Injil
keselamatan dengan upaya yang dilakukan dan resiko yang akan diterimanya. Selain
di Korintus, Paulus juga mewartakan Injil di Roma dan Kolose. Kehidupan yang
dialami Paulus sesudah pertobatanya mengalami banyak rintangan yang harus dijalaninya
hingga pada akhirnya Paulus wafat dan meninggalkan beberapa surat-surat yang
sudah ditulisnya.
Pada saat ini pengaruh teologi
Paulus sangat diperhatikan dan mendapatkan tempat, bahwa kehidupan Paulus
dengan jemaat gereja sekarang menjadi pokok persoalan yang menjadi refleksi
bagi gereja-gerja saat ini. Selain berpengaruh, beberapa surat yang dianggap
sebagai tulisan Paulus telah diteliti oleh para ahli keaslian dari surat-surat
yang ditulis oleh Paulus. Namun, banyaknya rintangan dan hambatan yang dialami
Paulus hingga dia dipenjara karena mewartakan Injil keselamatan hal tersebut
tidak mengurungkan niat Paulus untuk mewartakan Injil, malahan ketika di dalam
penjara Paulus sempat menuliskan surat-surat untuk jemaat-jemaatnya. Hingga
saat ini, gereja-gereja yang telah disatukan oleh Kristus menurut ekklesiologi
Paulus masih tetap berlangsung hingga saat ini dengan struktur-struktur gerejani
yang telah ditentukan pada masa itu dan masih tetap berlaku sampai saat ini.
Rencana karya Paulus,
pewahyuan yang diberikan Allah kepada Paulus dianggap sebagai titik akhirnya
sebagai orang Farisi, kemudian Paulus melanjutkan mencari kebenaran di hadapan
Allah. Rencana selanjutnya yaitu, memberitakan Injil yang tidak mengharuskan
orang-orang kafir untuk disunat dan menjadi Yahudi sebelum menjadi Kristen.
Jadi, Paulus di sini ingin mengatakan bahwa setiap orang yang memiliki iman,
mereka bisa untuk mengikuti Kristus tanpa harus disunat dan menjadi orang
Yahudi dahulu. Paulus tidak hanya menggunakan bahasa Yunani saja untuk
mewartakan firman Allah, melainkan
merumuskan dengan bahasa yang baru, melalui pemikirannya tersebut Paulus
bisa merumuskan bahasa teologi yang baru. Bahkan Paulus juga datang untuk
membawa berita tentang keselamatan bagi orang-orang yang berkebudayaan
hellenisme. Jadi, Paulus bermaksud untuk mendirikan gereje-gereja bagi kaum
kafir di samping Kristen-yahudi untuk mempersatukan gereja-gereja baru dengan
gereja purba, sehingga Paulus bisa mendapakan pengakuan. Dalam melaksanakan
tugas missionernya, Paulus banyak mengalami hal yang sulit seperti ajaran yang
dibawakan oleh Paulus tidak dapat dipahami dan ia tidak diakui sebagai rasul. Tidak
hanya itu saja, kesulitan yang alami Paulus melainkan ia juga ditantang oleh
orang-orang Kristen di Galatia yang mempersoalkan masalah tradisi sunat.
Dalam sejarah gereja
purba, Paulus memiliki peran yang sangat penting dalam perkembangan sejarah gereja
purba, karena di setiap perjalanan yang dilakukan oleh Paulus banyak hal yang menjadi
persoalan seperti tantangan-tantangan yang dialaminya, namun ia percaya bahwa
Allah dan Roh Kudus mentertainya disetiap perjalannya dan membimbingnya untuk
mewartakan Injil Keselamatan. Dalam perjalanan mewartakan Injil di setiap
wilayah seperti, di dalam surat Galatia nampak bahwa Paulus menuliskan surat
dengan emosi yang dirasakannya, tanpa sadar di situ Paulus melakukan pembelaan
terhadap Injil yang diwartaknnya. Sehingga, muncul berbagai persoalan bagi
orang-orang Kristen yang membela Taurat tetapi Paulus percaya bahwa Allah telah
menyertai jemaat di Galatia. Menurut para ahli, bahwa Paulus tidak menandaskan
Injilnya sendiri, melainkan ia mendapat wahyu dari Tuhan secara langsung. Dapat
dikatakan bahwa, Paulus tidak menempuh pendidikan sebagai mestinya melainkan ia
murni mendapatkan pewahyuan dari Allah. Sebelum mendapatkan pewahyuan dari
Allah, Paulus sempat melakukan pertobatan yang menjadikannya pengikut Kristus.
Tetapi di sini yang mengherankan adalah sebelum menjadi Kristen Paulus beragama
Yahudi dan sangat membenci kaum Kristen, namun setelah melakuaan pertobatan
justru yang terjadi adalah sebaliknya. Ketika melakukan perjalanan untuk
mewartakan Injil, Paulus memiliki teman bernama Barnabas yang turut
menyertainya dalam perjalanan, selain itu ada Silas yang bukan pembantu Paulus
namun, Silas juga berkarya sendiri dan Barnabas juga disebut rasul sama seperti
Paulus. Selain teman seperjalanannya, Paulus juga memiliki teman Akwila dan
Priska yang telah membantunya. Walaupun, Paulus memiliki teman dan sahabat di
sisi lain Paulus juga memiliki lawan yaitu orang-orang yang memeprsoalkan
kedudukan atau hakekatnya sebagai rasul terutama Yakobus. Dalam karya Paulus,
ia menjadi seorang ahli kitab dan tukang tenda. Paulus mau untuk melakukan
pekerjaan berat seperti membuat tenda karena ia memiliki alasan bahwa ia tidak
mau memberatkan orang-orang lain untuk dirinya. Sehingga, Paulus sendiri yang
melakukan pekerjaan berat seperti memasang tenda, dan di sinagoga adalah tempat
Paulus mewartakan dan menerangkan isi Kitab Suci. Ketika Paulus melakukan perjalanan
menuju kota Korintus, ia memiliki tujuan untuk mewartakan Injil Keselamatan. Namun,
ketika mewartakan Injil di Korintus banyak yang mengira dan menuduh bahwa
Paulus hidup secara duniawi. Mereka meunuduh Paulus karena mereka belum
mengetahui perjalanan hidup Paulus setelah melakukan pertobatan. Tetapi, Paulus
menegaskan bahwa ia tidak hidup dalam daging atau roh duniawi lagi seperti
keadaan sebelum ia bertobat. Melainkan, Allah telah berkarya melalui dirinya dan
meninggalkan semua sikap yang tidak baik seperti sebelumnya. Dalam riwayat
kehidupan Paulus ketika melakukan perjalanan mewartakan Injil Keselamatan dan
setalah wafatnya Paulus, sudah dituliskan di dalam surat-surat yang ditulisnya kecuali
wafatnya Paulus yang dituliskan oleh orang-orang terdekat Paulus maupun orang
yang hidup setelah wafatnya Paulus dan yang memahami isi dari surat-surat yang telah
dituliskan oleh Paulus smua surat-surat yang dituliskan Paulus, kemudian dikumpulkan
oleh para pembantunya. Surat-surat tersebut beisikan perjalanan kehidupan
Paulus hingga wafatnya Paulus dan setelah wafatnya Paulus.
Keselamatan di dalam
Injil menjadi isi dari pewartaan yang dituliskan oleh Paulus. Secara tidak
sadar teologi Paulus mencangkup kristologinya sendiri karena membicarakan
persoalan Kristus yang diutamakan. Sebenarnya, Paulus dan Yesus tidak pernah
bertemu tetapi, Paulus telah mewartaan Injil mengenai kematian Yesus di kayu
salib untuk keselamatan umat manusia terutama kaum orang-orang Yahudi yang tidak
menyukai kehadiran Yesus. Jadi, Paulus menyatakan identitas antara Kristus kepercayaan dan Yesus sejarah, maksudnya adalah Yesus
yang diwartakan oleh Paulus bukan ciptaan (iman) Paulus, melainkan pengakuan
iman terhadap Yesus yang dapat diselidiki oleh ilmu sejarah. Sebenarnya, Paulus
ingin mengatakan bahwa pewartaannya
merupakan ungkapan iman, maksudnya yaiti, iman sebagai tanggapan terhadap Yesus
dan inti dari kristologi Paulus dirumuskan sebagai prinsip solidaritas, artinya
bahwa Kristus menjadi senasib dengan kita, supaya kita dapat mengikut Kristus
dan kematian menjadi sorotan bahwa pada akhirnya semuanya akan dihadapakan
dengan kematian, tetapi karena Kristus yang telah bangkit, dosa-dosa kita telah
ditebus. Sehingga sotereologi Paulus berpusat pada satu prinsip yaitu bahwa
manusia telah bersatu dengan Kristus. Berdasarkan prinsip solidaritas salib
Kristus bagi Paulus berarti titik peralihan situasi manusia dan wafat-Nya Yesus
sebagai puncak solidaritas-Nya dengan manusia.
Keselamatan mansuia akan
menjadi lebih efektif jika disertai dengan iman, sehingga Paulus pernah
mengatakan bahwa manusia dibenarkan oleh iman. Tetapi iman tidak hanya menerima
keselamatan sebagai anugerah dari Allah, iman itu sendiri merupakan rahmat dari
Allah. Jadi, iman sebenarnya adalah
kepercayaan bahwa Allah melaksanakan karya keselelamatan-Nya pada kita, dan Allah
sendiri telah membuktikan bahwa Dia telah mencintai kita dengan mengorbankan
Anak-Nya yang tunggal. Misteri keselamatan Allah bagi Paulus berarti bahwa
Allah mengutus anak-Nya ke dalam dunia, dan menjadi satu dengan manusia.
Peristiwa inkarnasi tersebut menjadikan hubungan khusus antara manusia dengan
Allah di dalam Kristus. Sebelumnya sempat disinggung mengenai kerasulan Paulus
yang terdapat di dalam surat-suratnya dan salah satunya ada di surat Rom
sebagai pengenalan diri “hamba Yesus Kristus” yang dikuduskan untuk
memberitakan Injil Allah. Sehingga, dalam memberitakan Injil Allah, Paulus
mengatakan bahwa kekuatan Allah lah yang menyelamatkan setiap orang yang
percaya. Ada beberapa alasan mengapa Paulus mau untuk memberitakan Injil yaitu:
pertama, karena keyakinannya sendiri. Kedua dan ketiga, karena Injil adalah
penyampaian keselamatan karya Allah. Dari iman sekarang beralih ke kebenaran
yang menjadi sifat Allah yang terdapat di dalam kitab Roma dan 2 Korintus yang
menghubungkan iman dengan Kebenaran Allah, secara eksplisit dikatakan iman
dalam Yesus Kristus. Kebenaran Allah telah dinyatakan dalam tindakan pembenaran
Allah tetapi, yang ditekankan bukan tindakan Allah melainkan, manusia sebagai
penerima, dan manusia menerimanya dengan iman. Di dalam Perjanjian lama, iman
berarti kesetiaan di hadapan Allah tetapi juga berarti kepercayaan sebagai
penyerahaan diri terhadap kesetiaan Allah. Sehingga, Paulus mengartikan iman
sebagai percaya dan penyerahan diri kepada Allah. Dalam Perjanjian Baru, hukum Roh yang menentukan seluruh
kehidupan manusia dan tubuh berarti manusia keseluruhan yakni tubuh-dosa. Dengan
demikian manusia yang ditebus memang tidak memiliki kekuatan dari dirinya
sendiri tetapi karena Roh, ia hidup oleh karena kebenaran. Sehingga, manusia
yang hidup telah dipersatukan dengan Roh yang diberikan oleh Allah, dan tubuh
merupakan daging atau sumber dari segala dosa. Maka dari itu, Paulus mengatakan
Roh Kudus adalah prinsip kehidupan kita sebagai anak Allah dan semua orang yang
didorong oleh Roh Allah adalah anak Allah.
Dalam sejarah gereja
purba, dari segi eskatologi merupakan kebangkitan Kristus. Karena tanpa
kebangkitan Kristus iman kosong, atau isi pokok dari iman adalah kebangkitan
Kristus dan iman akan kebangkitan Kristus berarti pembebasan dari dosa manusia.
Parousia di eskatologi memiliki arti, bahwa kedatangan Kristus di akhir zaman
merupakan hari Tuhan, dimana Kristus akan menyatakan diri-Nya. Jadi, parousia
memiliki hubungan erat dengan kebangkitan Kristus. Itulah sebabnya Paulus
menekankan sikap pengharapan untuk menantikan parousia. Parousia dan kebangkitan
Kristus memiliki hubungan seperti, oleh karena Yesus, orang yang sudah
meninggal akan diikutsertakan Allah dengan Yesus dalam kemuliaan-Nya. Kesimpulannya
adalah bahwa dari firman Tuhan: kita yang hidup (pada saat parousia)
sekali-kali tidak akan mendahului mereka yang telah meninggal, intinya yang
penting bukan hidup atau mati melainkan, bersatu dengan Kristus. Bagi orang
beriman kesatuan dengan Kristus baru dilaksanakan dengan sepenuhnya dalam
kebangkitan.
Kemudian, permasalah
surat Paulus yang ditulis oleh Paulus atau orang-orang yang hidup setelah
kematian Paulus yaitu, 2 Tesalonika. Ada 2 alasan yang menjadi persoalan
ontensitas, yaitu: adanya kemiripan literer dengan 1 Tesalonika dan perbedaan
dalam paham eskatologi dengan 1 Tesalonika, dengan membandingkan surat 1
Tesalonika dan 2 Tesalonika. Maka akan terlihat adanya perbedaan yang
menjadikan bukti bahwa adanya penulis lain yang berusaha untuk menutupi
tulisannya dengan memakai nama Paulus. Namun, beberapa teori yang tetap
mempertahankan Paulus sebagai pengarang kedua surat ini berpendapat bahwa
surat-surat ini dialamatkan kepada jemaat yang lain, ada yang mengatakan 2
Tesalonika dikirim untuk jemaat Berea atau Filipi. Oleh sebab itu 2 Tesalonika
tidak berasal dari Paulus melainkan dituliskan oleh seseorang yang kesulitan
dengan 1 Tesalonika. Sempat disinggung juga masalah kematian bukan parousia dalam
eskatologi Paulus, dan yang menjadi pusat refleksi Paulus adalah wafat dan
kebangkitan Kristus. Di dalam surat-surat yang lain, Paulus tetap memberitakan
Injil Keselamatan dan bahkan Paulus juga sempat dipenjara karena banyak
lawan-lawan dari Paulus yang tidak menyukai Paulus karena beberapa alasan. Namun,
Paulus tetap pada tujuannya, yaitu menetap pada Tuhan itulah yang membuat
Paulus setia menjalankan misinya untuk memberitakan Injil Keselamatan walaupun
banyak rintangan yang menghalangi jalannya untuk memberitakan Injil. Dari situ,
dapat kita lihat bahwa eskatologi Paulus merupakan latar belakang untuk
moralnya. Ajaran moral Paulus hanya dapat dimengerti dalam ketegangan antara sudah dan belum, sehingga kekhususan situasi orang yang beriman sekarang
berarti ketegangan eskatologis antara sudah
dan belum, yang menjadikan dasar dan
motivasi pokok untuk moral Paulus. Ketegangan eskatologis tersebut juga
diungkapkan dengan pembenaran karena iman. Jadi, kita harus mengerjakan
keselamatan dengan takut dan gentar. Namun, kadang-kadang Paulus sengaja
memberikan motivasi yang berasal dari common
sense. Selain itu, Paulus juga memberikan motivasi yang sesuai dengan
pendidikan yahudinya dengan mengambil motivasi dari Kitab Suci. Tetapi,
motivasi yang paling kuat adalah motivasi kristologi atau disebut dengan hidup dalam Kristus dan kristologi moral
Paulus terdapat dalam Kolose.
Selain itu, ada Ekklesiologi
Paulus yang dirumuskan dengan istilah tubuh Kristus dari pada kata umat Allah. Sehingga
dapat dikatakan bahwa maksud Paulus adalah ia ingin menjadikan semua orang
Yahudi dan Yunani menjadi satu kesatuan di dalam tubuh Kristus dan kesatuan
gereja adalah kesatuan Kristus juga.
Maka dari itu, kesatuan gereja tidak disebabkan oleh hubungan antara para
anggota, melainkan oleh hubungan masing-masing setiap orang dengan Kristus. Begitu
juga dengan kesatuan gereja, bahwa semua mempunyai Tuhan yang sama yaitu, Yesus
Kristus. Kesatuan ini diwujudkan dengan perkumpulan dan pertemuan jemaat tetapi,
pada dasarnya bukan dari jemaat sendiri melainkan Kristus. Di dalam gereja ada
stuktur gerejani yang berhubungan dengan surat-surat pastoral, dan ada beberapa
tugas khusus yang akan diemban oleh penatua,
uskup, dan daikon. Ketiga kata tersebut muncul dari bahasa
sehari-hari yang disebutkan untuk para pemimpin yang memiliki tugas gerejani
masing-masing dan yang harus mereka lakukan untuk melayani umat Allah. Tugas-tugas
yang diberikan untuk menjadi penatua, uskup, dan daikon berasal dari yang di
atas dan dilantik melalui upacara penumpangan tangan yang berasal dari Yahudi. Di
samping pewartaan atau pernyataan Roh, sekarang ada berbagai macam tugas dan
fungsi yang harus dijalankan untuk kesinambugan gereja. Malahan, sekarang
muncul kesadaran bahwa gereja harus diteruskan, maka dari itu ada jabatan
sehingga gereja menjadi sangat penting dan jabatan gerejani yang diberikan oleh
orang-orang yang telah diutus dari atas diperlukan agar gereja tetap ada,
inilah kiranya bukan cita-cita Paulus.
Buku Paulus hidup, karya, dan teologinya membahas
mengenai berbagai persoalan dan perjalanan Paulus dari sebelum dia melakukan
pertobatan. Namun, yang lebih ditekankan di dalam buku ini adalah perjalanan
Paulus ketika mewartakan Injil Keselamatan. Tetapi, dengan banyaknya rintangan
yang dihadapi Paulus tidak mengurungkan niatnya untuk tetap mewartakan Injil
Keselamatan, malahan Paulus semakin disertai Roh dari Allah yang menguatkannya.
Intinya, Paulus yang mendapat pewahyuan langsung dari Allah membuatnya tetap
berusaha untuk tetap mewartakan Injil keselamatan. Walaupun banyak rintangan
yang dihadapinya, ternyata masih ada beberapa teman dan sahabat Paulus yang
membatunya di setiap perjalanan mewartakan Injil Keselamatan. Banyak
surat-surat yang telah dituliskan oleh Paulus untuk beberapa jemaat yang sempat
didatanginya, menjadi ditetapkan sehingga gereja-gereja yang telah didirikannya
maupun gereja-gereja lain yang tidak didirikannya tetap menganut ajaran-ajaran
Paulus mengenai Injil Keselamatan Yesus Kristus. Bahkan, Paulus juga sempat
menyusun struktur-struktur gereja agar gereja tetap ada dan mengalami
perkembangan.
TANGGAPAN
TERHADAP BUKU:
Buku yang ditulis oleh Tom Jacobs ini
sudah memberikan informasi mengenai perjalanan kehidupan Paulus. Kelebihan buku
yang ditulis oleh Jacobs ini adalah informasi yang didapatnya mengenai
perjalanan Paulus sudah mencangkup kehidupan yang dialami Paulus ketika
melakukan perjalanan ke beberapa wilayah yang didatanginya untuk memberitakan
Injil keselamtan, namun kelemahan di buku ini adalah keterangan mengenai perjalanan
Paulus belum sepenuhnya memberikan penjelasan berapa lama ia tinggal dengan
jemaat yang sudah didirikannya dan mengapa ia mendirikan jemaat tersebut.
Thank you for sharing this!
BalasHapus